Mari kita bahas LoA dalam Perspektif NLP / Neuro Linguistik Programming (NLP), dengan
dimulai berangkat dari suatu presuposisi (asumsi NLP). Presuposisi itu
adalah : “Jika ada orang lain atau diri kita sendiri bisa melakukan suatu
hal, maka hal itu seharusnya bisa dimodel untuk direplikasi”.
Jika kita pernah mengalami persitiwa yang kita anggap kebetulan,
seperti sedang melamunkan sesuatu, eh kok terjadi. Sedang membayangkan
seseorang, eh dia menelepon. Sedang menginginkan sesuatu, eh ada teman yang
nawarin. Fenomena seperti itu begitu sering terjadi dan dinafikkan oleh
sebagian besar manusia sebagai suatu yang bukan kebetulan. Dalam istilah LoA
disebut sebagai Indeliberate
Intention. Nah pertanyaannya adalah, bagaimana caranya itu
direplikasi, dijadikan deliberate
intention?
Bagaimana caranya jika kita sedang menginginkan sesuatu, supaya
sesuatu itu bisa “di-attract” dengan sengaja. Jika kita merindukan seseorang,
maka orang itu bisa “di-attract” untuk menelepon kita dan seterusnya. Inilah
semangat NLP. Kata sepupu ABG saya, ihhhh NLP bangets!
Nah, salah satu trainer LoA yang terkenal dimana saya belajar
adalah Michael Losier . Ia adalah trainer LoA yang menggunakan NLP. Klop! Jadi
apa hubungan NLP dan LoA? NLP sebagai ilmu modelling, membantu kita mempelajari
LoA agar bisa dimodel sehingga cocok dan works untuk kita. Asyik deh…
Pertanyaan terakhir :
Jika sukses bisa dicapai melalui dua cara, cara mudah dan cara
sulit…, Anda memilih yang mana?
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.