Ini adalah artikel mengenai The
Art of Allowing: Seni Membuka Pintu Kemungkinan untuk hadirnya
rejeki dari berbagai pintu di kehidupan Anda.
Apakah uang seratus juta cukup besar bagi Anda?
Jawabannya “Tergantung…”
Untuk menunjukkan bahwa nilai suatu uang adalah relatif, atau
tergantung, mari kita lihat ilustrasi ini. Semisal Anda diberi uang satu
juta rupiah, rasanya uang sejuta itu besar apa kecil?
Kebanyakan mengatakan kecil. Namun jika Anda kehilangan uang satu
juta rupiah…, rasanya besar apa kecil? Hmmm, biasanya mengatakan besar…Nah,
sekarang bagaimana rasanya, tiba-tiba ada orang tanpa alasan yang jelas
memberikan uang Rp 100 juta kepada Anda.
Bagaimana….., rasanya besar apa kecil? Uang ini gratis kita
dapatkan, halal lagi…
Hmm, pasti rasanya besar khan? Atau rasanya seperti biasa-biasa
saja saja tuh?
Stop, sekarang…, yang terlebih penting, bagaimana perasaan Anda
saat menanggapi kalimat ini ? : “Tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, seseorang
memberikan begitu saja uang halal kepadaku sebesar Rp 100 juta.”
Apakah Anda merasa itu mungkin terjadi atau tidak mungkin?
Jika mungkin terjadi, rasanya mudah atau sulit?
Kemungkinannya…., kapan itu bisa terjadi?
Hmmmm… Bisakah Anda meyakini sepenuh perasaan Anda, bahwa hal itu
mungkin terjadi dalam kehidupan Anda…?
Ada suatu istilah, jika suatu kejadian di dunia itu bersifat
“mungkin terjadi” kepada kita, maka diri kitalah yang seringkali membuatnya
menjadi tidak mungkin dengan cara membutakan mata, menulikan telinga,
menumpulkan rasa dan menafikkan dalam pikiran kita bahwa hal itu bisa terjadi.
Akibatnya? Peluang itu menjadi raib bak ‘gajah di pelupuk mata tak
nampak…’
Allowing adalah salah satu teknik dalam Law Of Attraction (LOA),
secara sederhana dapatlah diartikan sebagai proses memberikan ijin,
memperkenankan, merelakan terjadinya sesuatu.
Siapa tahu lho, benar-benar kejadian… Mari kita membuka diri (allowing), terhadap segala
kemungkinan baik yang terjadi pada diri kita. Tidak ada salahnya kok, membuka
kemungkinan pintu keyakinan di bawah sadar Anda bahwa apapun mungkin terjadi…
Nggak ada janji bahwa Anda akan dapat uang dengan cara ini, ini adalah
soal mekanisme membuka kemumungkinan saja kok.
THE ART OF ALLOWING
SEBAGAI MEMBUKA BERBAGAI PINTU REJEKI
Jika kita diajak main tebak-tebakan, dari mana saja datangnya
pintu rejeki? Rasanya cukup jelas, bahwa tidak semua dari kita akan menjawab
secara sama.
Jawaban masing-masing akan dipengaruhi minimal oleh 2 hal: pertama
dari pemahaman / pengertian kita akan arti kata rejeki, dan kedua dari
keyakinan kita akan sumber / pintu rejeki.
1. Pengertian Rejeki
Secara pribadi, saya menganggap semua karunia Sang Pencipta
sebagai “rejeki”. Semisal, mendapatkan kesehatan saya lihat sebagai karunia
atau rejeki dari Sang Pencipta. Keselamatan juga saya lihat sebagai rejeki,
oksigen yang melimpah dan gratis di bumi, air bersih yang tersedia di
mana-mana, buah yang tumbuh di sekitar halaman, sayur yang tinggal dipetik,
memiliki keturunan anak, . Bagi saya, itu semua adalah rejeki.
Hmm, mungkin saja cara saya memahami rejeki agak berbeda dengan
orang lain, namun saya senang meyakini dengan cara demikian. Sebab melalui cara
itu, ini semakin memupuk keyakinan saya bahwa Alloh SWT melimpahkan begitu
banyaknya rejeki pada kita setiap hari, setiap waktu, setiap tempat.
Meyakini bahwa rejeki ada dimana-mana, rejeki muncul dalam
berbagai bentuk akan membuat saya merasa berkelimpahan, membuat saya merasa
lebih mudah bersyukur, merasakan bahwa Alloh SWT begitu murah hati dan
memberikan begitu buanyak rejeki. Serta membuat kita jauh dari rasa
ingkar / mendustakan suatu kenikmatan dariNya.
2. Pintu Rejeki
Rejeki juga muncul dalam berbagai bentuk / dari berbagai pintu /
arah : misalkan saya selalu menganggap peristiwa semacam ini adalah rejeki yang
pantas disyukuri :
·
ditolong teman
·
ditraktir makan
·
dioleh-olehin
·
dikirimin kue dari
tetangga
·
diberikan tempat parkir
yang baik oleh satpam
·
diberi jalur ketika
hendak memotong jalan
·
digratisin produk
sisipan saat belanja
·
dapat tester di
supermarket
·
dikirim majalah gratis
·
dapat diskon saat
membayar belanjaan
·
diberi buku / CD / kaset
·
dapat hadiah Ultah
·
ditolong orang di jalan
·
dan lain-lain.
Nah, dari dua hal di atas, mudah kita simpulkan bahwa rejeki
itu buanyak sekali macamnya, dan begitu sering datangnya. Secara sederhana,
saya lantas melihat rejeki seperti memiliki suatu spektrum (range).
Dari berbagai jenis rejeki, cara memperolehnya bermacam-macam,
yakni :
<———————-|————————|————————–|————————|——————–>
Tak terduga | Usaha Mudah | Usaha Sedang | Usaha
Keras | Bersusah Payah
Secara gampang jika kita anggap saja sesuai spektrum diatas, maka
ada 5 jenis rejeki dari caranya rejeki itu datang. (BTW, kita boleh saja
membagi menjadi 3 jenis, 4 jenis, 5 jenis, dst. Ini hanya cara mengorganisir
pikiran saja).
Di sini, saya hanya akan mengulas dua macam rejeki saja : rejeki
tidak terduga, dan rejeki mudah.
Rejeki tidak terduga
:
Rejeki ini sering sekali tidak dirasakan sebagai rejeki, rejeki
ini datang (hampir-hampir) tanpa usaha. Semua dari kita pernah ditraktir teman,
diberi makanan, diberi uang, dikasih minum tanpa minta, dapat diskon belanja,
mendapat undian berhadiah, door prize, sayembara, lucky draw, mampir di rumah
teman / saudara dan disuguhi makan minum…, bonus kantor tak terduga, diajak keluar
negeri, nemu uang di jalan, dan berbagai bentuk lain seperti yang ada di nomer
2 di atas.
Saya punya teman yang suka nabung dalam dollar. Nah, pas krismon
10 tahun yang lalu, ia jadi milyarder. Karena dollar yang dia beli dengan harga
3000-an tiba-tiba berubah nilai menjadi 5 kali lipat! Di mata saya ini
namanya rejeki nomplok…, karena saat ia mebeli dollar, tidak ada sebersit
pikiran akan terjadi demiian, ia nabung dollar karena ingin suatu hari dapat ke
luar negeri…
Anak pertama saya yang namanya Cynthia, kadang suka minta
dibelikan Green Tea botolan merek tertentu. Dia sudah 3 kali mendapat hadiah 1
botol gratis. Saya sendiri juga sudah 2 kali memperolehnya. Sekalipun
cuma kejadian 2 atau 3 kali, dan nilainya cuma sekitar Rp 4000,- perbotol, namun
kami meyakini sebagai rejeki tak terduga yang perlu disyukuri, dan kami
mengakui /meyakini/menerima/allowing itu sebagai rejeki, bukan kebetulan saja.
Pernahkah Anda mendapatkan juga salah satu atau lebih dari hal-hal
di atas?
Rejeki mudah :
Rejeki yang Anda hanya mengeluarkan usaha yang amat minimal.
Rejeki mudah ini juga termasuk apabila seseorang dalam mendapatkannya dahulu
diawalnya dimulai dari susah, saat masih belajar / masih belum terkenal. Namun
setelah terkenal dan sukses maka hanya pelu usaha minimal sekali sudah
mendapatkan rejeki besar.
Saya mengenal seorang pelawak yang 45 menit melawak dan
mendapatkan rejeki 35 juta rupiah. Ada juga seorang trainer, penyanyi, artis
yang memiliki fee yang sama seperti itu dalam bilangan waktu sejam.
Saya juga mengenal ada perusahaan konsultan pelatihan yang
sebagian besar (hampir semua) proyeknya datang sendiri, karena rekomendasi dari
customer yang puas. Saya mengenal para trainernya paling hobby membagi ilmunya
gratis ke mana-mana, dan kemudian rejekinya datang dari mana-mana. Perusahaan
ini nyaris tidak pernah mengirimkan proposal ke perusahaan. Ada saja rejeki
yang nyamperin…
Masya Alloh,
Mungkin ini yang disebut-sebut sebagai : Jika engkau memberi
dengan ikhlas, maka balasan akan datang dari sumber tidak terduga…
Nah,
Saya begitu banyak mengenal orang-orang yang meyakini bahwa kedua
rejeki di atas adalah mustahil atau sulitnya bukan main, atau hanya terjadi
pada orang-orang yang beruntung saja. Mereka ini lebih percaya bahwa rejeki ya
datangnya “hanya dan harus”
dari suatu usaha keras, bahkan terutama dari usaha yang harus amat
keras… Anehnya, saya melihat, memang mereka ini sepertinya hanya
mendapatkan rejeki jika mereka sudah bekerja amat keras.
Di sisi lain, saya mengenal orang-orang yang dermawan, orang-orang
yang selalu berderma dengan senang hati, membagi-bagi segala sesuatu dengan
senang hati, kok dalam hidupnya bertebaran rejeki yang datang dengan cara tak
terduga dan rejeki yang bentuknya mudah. Ada apa yang membedakan di sini ya?
Rupanya mereka percaya bahwa jauh lebih baik “membuka diri dari
segaa jenis arah / pintu datangnya rejeki”. Rejeki itu dapat datang
dengan cara apapun , mudah ataupun sulit.
Namun jika kita hanya percaya bahwa rejeki itu datangnya dari
pintu kerja keras, maka rejeki “tak terduga dan rejeki mudah” seolah akan
tertutup dari kita.
Nah, bagaimana cara melatih agar kita senantiasa membuka
pintu rejeki kita, terutama pintu rejeki yang datangnya dari tempat tak terduga
dan rejeki mudah?
1.
Mensyukuri semua
kebaikan, keberuntungan yang berbentuk apapun sebagai suatu “rejeki” dari Sang
Pencipta. Bersyukurlah sebagai bentuk rasa, bukan bentuk pikiran. Merasa
bersyukur tidak sama dengan berpikir bersyukur. Michael Losier mengajarkan
menulis jurnal syukur untuk melatih kita merayakan rasa asyukur….
2.
Jika mendapat rejeki tak
terduga / rejeki mudah, bayarlah zakat atau shodaqohnya lebih besar dari rejeki
biasa yang 2.5%. Saya mendapatkan wejangan ini dari Seorang Ustad. Rejeki tak
terduga dan mudah dapat dikategorikan sifatnya mirip seperti harta karun.
Perbanyaklah dalam membayarkan zakat dan shodaqohnya.
3.
Berlatih allowing, dengan berbagai cara.
Tujuannya memberikan pikiran dan perasaan
kita suatu keyakinan bahwa : rejeki besar dan tak terduga dan
halal, dapat saja datang kepada kita secara tak terduga-duga. Inilah yang kita
latih dengan cara melakukan seperti yang saya tuliskan di atas…
Well…
Mempraktekkan latihan allowing ini
bukanlah janji bahwa itu akan terbukti, ini adalah latihan bagi diri kita untuk
membiasakan diri untuk percaya bahwa rejeki
dapat saja datang pada siapapun termasuk kita dengan cara yang paling mudah dan
bahkan tanpa usaha.
Latihan ini tidak dimaksudkan bagi kita untuk lantas melupakan
proses usaha, bekerja, berkarya, dan seterusnya. Namun, di samping kita sudah
berusaha, bekerja, berkarya, tetaplah “dibuka pintu” kemungkinan akan datangnya
rejeki besar yang datangnya tidak terduga. Selamat berlatih, dan
menuliskan di kolom tangapan di bawah ini..
Note :
Alangkah baiknya jika tidak memperlakukan artikel LOA ini
secara sepotong-sepotong saja. Silahkan dinikmati pula artikel lain di
blog ini yang berbicara menganai do’a, syukur, kelimpahan, bahagia, dll.
Hal-hal semacam itu tersebar di berbagai artikel di sini.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.