Selasa, 14 April 2015

Apakah Law Of Attraction itu?

Apakah Law Of Attraction itu, untuk mengetahuinya dengan baik silahkan baca dan jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

·         Pernahkah Anda mengalami suatu kondisi dimana Anda baru melamunkan suatu makanan yang enak, tiba-tiba ada yang mengantarkan (mentraktir, memberi) Anda makanan yang Anda harapkan itu?

·         Pernahkah Anda mengalami suatu kondisi dimana Anda baru saja membayangkan wajah seorang sahabat sambil mengenangkan manisnya hubungan Anda, dan tiba-tiba sahabat Anda itu menelepon Anda, atau justru tiba-tiba muncul di depan Anda?

·         Pernahkah Anda mengalami suatu kondisi di mana Anda suatu saat pernah berkhayal / berimajinasi / bervisualisasi tentang suatu pergi berkunjung ke luar negeri yang anda inginkan. Tiba-tiba suatu saat Anda mendapatkan bonus liburan dari seseorang / suatu organisasi (kantor Anda, hadiah bank, lucky draw, pemerintah, dll) padahal Anda tidak pernah meminta hal itu pada mereka.

·         Pernahkah Anda mengalami suatu kehilangan benda tertentu, namun Anda meyakini bahwa benda itu tidak benar-benar hilang. Kemudian saat Anda rileks, membayangkan benda itu sambil mengingat gunanya dan merasa bahwa benda itu sangat bermanfaat, kemudian tiba-tiba Anda seperti “didorong” pergi ke suatu tempat tertentu, dan “gubrak”, Anda menjumpai benda itu disitu? Padahal rasanya Anda sudah kesitu sebelumnya, dan bahkan Anda tidak ada dugaan bahwa benda itu disitu.

·         Pernahkah Anda sedang tertarik dan berminat sekali mengenai suatu topik, kemudian saat berjalan di toko buku/perpustakaan tiba-tiba seperti terdorong melangkah ke rak tertentu, dan tiba-tiba ada suatu sampul buku yang seolah meloncat-loncat dan mengundang Anda untuk dibaca. Dan bum…! Buku itu berisi topik yang sedang Anda cari-cari.

·         Pernahkan Anda merasa selalu beruntung karena setiap menginginkan suatu proyek/bisnis, selalu saja ada proyek yang datang, padahal Anda tidak pernah dengan sengaja mengejarnya atau memintanya.

·         Pernahkah Anda sedang menginginkan melakukan sesuatu, (misal ingin menuliskan buku), tiba-tiba ada orang yang mengenalkan Anda ke penerbit, bertemu di suatu acara dan berkenalan dengan seorang editor atau orang yang mengajak menulis bersama, dan ada seorang sekretaris yang menawarkan diri bekerja untuk Anda dalam membantu menuliskan buku itu. Semua terjadi seolah kebetulan dan Anda tidak dengan sengaja mengejarnya dan seterusnya.

·         Pernahkah Anda mengalami rasa yakin yang luar biasa akan mendapatkan tempat parkir di suatu tempat tertentu pada saat tertentu di mall atau di kantor Anda. Dan kemudian betul, saat Anda tiba di tempat itu, Anda mendapatkan tempat parkir di lokasi persisi yang Anda inginkan sebelumnya.

·         Pernahkah Anda ingin sekali berbicara di suatu forum / acara, kemudian Anda membicarakan dengan istri Anda mengenai keinginan itu dan sempat membayangkan beberapa kali. Tiba-tiba saat Anda hadir di acara itu, seseorang yang belum pernah Anda kenal sebelumnya memanggil Anda ke depan dan meminta Anda berbicara mengenai topik yang Anda maksudkan itu?

·         Pernahkah Anda menginginkan menikah umur tertentu misal umur 30 tahun, dengan seorang jodoh yang memiliki karakteristik fisik tertentu, misal berkulit putih dan tidak gendut (maaf, bukan bermaksud SARA). Beberapa kali setelah dewasa, bahkan Anda sudah melupakan hal itu, kemudian anehnya semua usaha pernikahan sebelum umur itu dan dengan orang yang berkarakteristik berbeda menjadi gagal. Lucunya pas umur 30 tahun Anda menikah dengan orang yang berkarakteristik seperti itu.

·         Pernahkah Anda menginginkan suatu barang sedemikian pingin-nya, bukan untuk Anda sendiri, namun untuk anak bayi Anda. Dan pada saat Anda setelah melahirkan, pulang kerumah, ternyata barang-barang itu sudah ada di rumah Anda. Beberapa diberi orang dan beberapa dipinjamin orang, persis seperti yang Anda inginkan.

·         Pernahkah Anda pada suatu ketika tiba-tiba tanpa alasan yang jelas ingin sekali pergi ke suatu tempat tertentu, bahkan Anda sebelumnya tidak pernah secara khusus berada di tempat itu. Dan saat Anda ikuti keinginan itu, ternyata di situ Anda menjumpai suatu kejadian yang Anda memang ingin buktikan bahwa hal itu memang terjadi. Misal Anda menemukan bahwa ada seseorang sedang mencurangi di belakang Anda.

·         Pernahkah Anda menuliskan 100 impian / harapan secara tertulis. Bahkan Anda tidak tahu bagaimana itu akan terwujud, Anda cuma yakin saja bakal terjadi, Anda cuma berkhayal saja betapa indahnya jika kesampaian. Dan beberapa tahun kemudian, saat Anda meninjau kembali ternyata beberapa impian itu sudah terjadi, dan beberapa terus menerus menyusul terjadi.

·         Pernahkah Anda sedang menulis SMS ingin mengundurkan suatu jadual pertemuan dengan seseorang, namun tepat sebelum SMS itu Anda kirimkan tiba-tiba orang itu mengirim SMS atau menelepon Anda meminta jadualnya diundur seperti keinginan Anda?

·         Atau sebaliknya, Anda sedang menelepon orang, atau sedang memberi sesuatu kepada seseorang, atau mendatangi rumah/kantor seseorang, dan lain-lain. Tiba-tiba orang itu mengatakan… “Ya ampun, aduh… saya baru saja membathin / membayangkan hal itu…, kok bisa ya….?”

Nah, kejadian seperti di atas terjadi karena apa? Jika kita perhatikan, bahkan seringkali hal itu terjadi dengan cara kita tidak dengan sengaja menariknya dalam kehidupan kita.

Kita hanya berharap itu terjadi ‘entah dengan cara apa’ dan ‘entah bagaimana itu bisa termanifestasi’.

Lha kalau kita tidak dengan sengaja menariknya, kenapa bisa terjadi? Inilah yang menarik, inilah yang terus menerus menjadi pertanyaan semua orang. Ada yang menyebutnya kebetulan, keberuntungan, hoki dan sebagainya. Namun hati kecil kita tergelitik, kenapa ini terus terjadi dan terjadi pada begitu banyak orang?

Dari abad ke abad begitu banyak upaya memecahkan misteri ini. Dengan suatu harapan bagaimana jadinya AGAR SAYA BISA MELAKUKANNYA DENGAN SENGAJA DAN BERULANG-ULANG.

Well, jika Anda pernah membaca bukunya Michael Losier “The Law Of Attraction“, maka akan membaca bagaimana Michael Losier membahas LoA menggunakan ilmu NLP (Neuro Linguistic Programming). Ilmu NLP ini dikenal sebagai demistifying tools, yakni alat (perangkat berpikir) yang me-non-mistis-kan sesuatu yang sebelumnya dianggap mistis menjadi gejala sehari-hari biasa.

Melalui ilmu NLP, maka kita akan bisa melakukan upaya ikhtiar agar LOA bisa terjadi dengan sengaja, berulang-ulang. Artinya kita bisa menarik keberuntungan pada saat kita dengan sengaja menariknya dalam kehidupan kita.

Mau?

Benarkah LOA works dan hebat?

Banyak orang yang mempertanyakan mengenai Benarkah LOA works dan hebat?

Kawan, yang saya pahami, jika ada yang mengatakan LoA works, LoA hebat. itu mirip dengan orang itu mengatakan :

·         Obat pusing merek X juga works, obat pusing X itu hebat

·         Upper Cut dari Elyas Pical works dalam meng-KO, jadi upper cut dari Elyas Pical juga hebat.

Kalau kawan saya mengatakan hal itu, tidak berarti ia ingkar pada Tuhan. Semua jelas dalam koridor kehendak Tuhan. Namun obat itu tidak hebat dengan sendirinya, obat itu harus diminum.

Kenapa saya katakan obat ini hebat, karena jika saya salah makan obat yang lain malah tidak sembuh…

Obat lain gunanya untuk penyakit yang lain.

Kalau kita terus mempertanyakan, mempersoalkan, meragukan, dan seterusnya mengenai LoA…., itu hanya membuat kita TANPA SADAR melakukanDisallowing. Yakni menghambat  terjadinya LoA itu sendiri dengan terus menghasilkan getaran/vibrasi ragu.

Semua dikembalikan pada Anda. Anda-lah yang harus memutuskan apa saja yang akan Anda masukkan dalam Vibrational Buble (gelembung Vibrasi) Anda. Apapun yang anda berikan FOKUS, ENERGI dan PERHATIAN, akan masuk ke dalam gelembung vibrasi Anda. Akan mempengaruhi emosi/feeling Anda. Kemudian ini akan menjadi vibrasi yang Anda hasilkan, dan bersinergi dengan mekanisme vibrasi LoA.

Alam Semesta Sebagai Sebuah Hologram


Periode tahun 1997 – 1999, saya mendapat kiriman artikel berjudul Alam Semesta Sebagai Sebuah Hologram dari salah satu fisika di ITB. Beliau tidak menjelaskan siapa penulis asli dari artikel ini, jadi saya tidak mengetahuinya, sepertinya semacam terjemahan artikel bahasa Inggris.Saya sungguh berterima kasih pada rekan saya itu.
Alam Semesta Sebagai Sebuah Hologram
Pada tahun 1982 terjadi suatu peristiwa yang menarik. Di Universitas Paris, sebuah tim peneliti dipimpin oleh Alain Aspect melakukan suatu eksperimen yang mungkin merupakan eksperimen yang paling penting di abad ke-20. Anda tidak mendapatkannya dalam berita malam. Malah, kecuali Anda biasa membaca jurnal-jurnal ilmiah, Anda mungkin tidak pernah mendengar nama Aspect, sekalipun sementara orang merasa temuannya itu mungkin akan mengubah wajah sains.
Aspect bersama timnya menemukan bahwa dalam lingkungan tertentu partikel-partikel subatomik, seperti elektron, mampu berkomunikasi dengan seketika satu sama lain tanpa tergantung pada jarak yang memisahkan mereka. Tidak ada bedanya apakah mereka terpisah 10 kaki atau 10 milyar km satu sama lain.
Entah bagaimana, tampaknya setiap partikel selalu tahu apa yang dilakukan oleh partikel lain. Masalah yang ditampilkan oleh temuan ini adalah bahwa hal itu melanggar prinsip Einstein yang telah lama dipegang, yakni bahwa tidak ada komunikasi yang mampu berjalan lebih cepat daripada kecepatan cahaya. Oleh karena berjalan melebihi kecepatan cahaya berarti menembus dinding waktu, maka prospek yang menakutkan ini menyebabkan sementara ilmuwan fisika mencoba menyusun teori yang dapat menjelaskan temuan Aspect. Namun hal itu juga mengilhami sementara ilmuwan lain untuk menyusun teori yang lebih radikal lagi.
Pakar fisika teoretik dari Universitas London, David Bohm, misalnya, yakin bahwa temuan Aspect menyiratkan bahwa realitas obyektif itu tidak ada; bahwa sekalipun tampaknya pejal [solid], alam semesta ini pada dasarnya merupakan khayalan, suatu hologram raksasa yang terperinci secara sempurna. Untuk memahami mengapa Bohm sampai membuat pernyataan yang mengejutkan ini, pertama-tama kita harus memahami sedikit tentang hologram. Sebuah hologram adalah suatu potret tiga dimensional yang dibuat dengan sinar laser. Untuk membuat hologram, obyek yang akan difoto mula-mula disinari dengan suatu sinar laser. Lalu sinar laser kedua yang dipantulkan dari sinar pertama ditujukan pula kepada obyek tersebut, dan pola interferensi yang terjadi (bidang tempat kedua sinar laser itu bercampur) direkam dalam sebuah pelat foto.
Ketika pelat itu dicuci, gambar terlihat sebagai pusaran-pusaran garis-garis terang dan gelap. Tetapi ketika foto itu disoroti oleh sebuah sinar laser lagi, muncullah gambar tiga dimensional dari obyek semula di situ. Sifat tiga dimensi dari gambar seperti itu bukan satu-satunya sifat yang menarik dari hologram. Jika hologram sebuah bunga mawar dibelah dua dan disoroti oleh sebuah sinar laser, masing-masing belahan itu ternyata masih mengandung gambar mawar itu secara lengkap (tetapi lebih kecil).
Bahkan, jika belahan itu dibelah lagi, masing-masing potongan foto itu ternyata selalu mengandung gambar semula yang lengkap sekalipun lebih kecil. Berbeda dengan foto yang biasa, setiap bagian sebuah hologram mengandung semua informasi yang ada pada hologram secara keseluruhan. Sifat “keseluruhan di dalam setiap bagian” dari sebuah hologram, memberikan kepada kita suatu cara pemahaman yang sama sekali baru terhadap organisasi dan order. Selama sebagian besar sejarahnya, sains Barat bekerja di bawah prinsip yang bias, yakni bahwa cara terbaik untuk memahami fenomena fisikal –baik seekor katak atau sebuah atom– adalah dengan memotong-motongnya dan meneliti bagian-bagiannya. Sebuah hologram mengajarkan bahwa beberapa hal dari alam semesta ini mungkin tidak akan terungkap dengan pendekatan itu. Jika kita mencoba menguraikan sesuatu yang tersusun secara holografik, kita tidak akan mendapatkan bagian-bagian yang membentuknya, melainkan kita akan mendapatkan keutuhan yang lebih kecil.
Pencerahan ini menuntun Bohm untuk memahami secara lain temuan Aspect. Bohm yakin bahwa alasan mengapa partikel-partikel subatomik mampu berhubungan satu sama lain tanpa terpengaruh oleh jarak yang memisahkan mereka adalah bukan karena mereka mengirimkan isyarat misterius bolak-balik di antara satu sama lain, melainkan oleh karena keterpisahan mereka adalah ilusi. Bohm berkilah, bahwa pada suatu tingkat realitas yang lebih dalam, partikel-partikel seperti itu bukanlah entitas-entitas individual, melainkan merupakan perpanjangan [extension] dari sesuatu yang esa dan fundamental.
Agar khalayak lebih mudah membayangkan apa yang dimaksudkannya, Bohm memberikan ilustrasi berikut: Bayangkan sebuah akuarium yang mengandung seekor ikan. Bayangkan juga bahwa Anda tidak dapat melihat akuarium itu secara langsung, dan bahwa pengetahuan Anda tentang akuarium itu beserta apa yang terkandung di dalamnya datang dari dua kamera televisi: yang sebuah ditujukan ke sisi depan akuarium, dan yang lain ditujukan ke sisinya. Ketika Anda menatap kedua layar televisi, Anda mungkin menganggap bahwa ikan yang ada pada masing-masing layar itu adalah dua ikan yang berbeda. Bagaimana pun juga, karena kedua kamera diarahkan dengan sudut yang berbeda, masing-masing gambar ikan itu sedikit berbeda satu sama lain. Tetapi sementara Anda terus memandang kedua ikan itu, akhirnya Anda akan menyadari bahwa ada hubungan tertentu di antara kedua ikan itu.
Kalau yang satu berbelok, yang lain juga membuat gerakan yang berbeda tapi sesuai; jika yang satu menghadap kamera, yang lain menghadap ke suatu sisi. Jika Anda tidak menyadari seluruh situasinya, Anda mungkin menyimpulkan bahwa kedua ikan itu saling berkomunikasi secara seketika, tetapi jelas bukan demikian halnya.
Menurut Bohm, inilah sesungguhnya yang terjadi di antara artikel-partikel subatomik dalam eksperimen Aspect itu. Menurut Bohm, hubungan yang tampaknya “lebih cepat dari cahaya” di antara partikel-partikel subatomik sesungguhnya mengatakan kepada kita bahwa ada suatu tingkat realitas yang lebih dalam, yang selama ini tidak kita kenal, suatu dimensi yang lebih rumit di luar dimensi kita, dimensi yang beranalogi dengan akuarium itu. Tambahnya, kita memandang obyek-obyek seperti partikel-partikel subatomik sebagai terpisah satu sama lain oleh karena kita hanya memandang satu bagian dari realitas sesungguhnya.
Partikel-partikel seperti itu bukanlah “bagian-bagian” yang terpisah, melainkan faset-faset dari suatu kesatuan (keesaan) yang lebih dalam dan lebih mendasar, yang pada akhirnya bersifat holografik dan tak terbagi-bagi seperti gambar mawar di atas. Dan oleh karena segala sesuatu dalam realitas fisikal terdiri dari apa yang disebut “eidolon-eidolon” ini, maka alam semesta itu sendiri adalah suatu proyeksi, suatu hologram. Di samping hakekatnya yang seperti bayangan, alam semesta itu memiliki sifat-sifat lain yang cukup mengejutkan. Jika keterpisahan yang tampak di antara partikel-partikel subatomik itu ilusif, itu berarti pada suatu tingkat realitas yang lebih dalam segala sesuatu di alam semesta ini saling berhubungan secara tak terbatas.
Elektron-elektron di dalam atom karbon dalam otak manusia berhubungan dengan partikel-partikel subatomik yang membentuk setiap ikan salem yang berenang, setiap jantung yang berdenyut, dan setiap bintang yang berkilauan di angkasa. Segala sesuatu meresapi segala sesuatu; dan sekalipun sifat manusia selalu mencoba memilah-milah, mengkotak-kotakkan dan membagi-bagi berbagai fenomena di alam semesta, semua pengkotakan itu mau tidak mau adalah artifisial, dan segenap alam semesta ini pada akhirnya merupakan suatu jaringan tanpa jahitan.
Di dalam sebuah alam semesta yang holografik, bahkan waktu dan ruang tidak dapat lagi dipandang sebagai sesuatu yang fundamental. Oleh karena konsep-konsep seperti lokasi’ runtuh di dalam suatu alam semesta yang di situ tidak ada lagi sesuatu yang terpisah dari yang lain, maka waktu dan ruang tiga dimensional –seperti gambar-gambar ikan pada layar-layar TV di atas– harus dipandang sebagai proyeksi dari order yang lebih dalam lagi.
Pada tingkatan yang lebih dalam, realitas merupakan semacam superhologram yang di situ masa lampau, masa kini, dan masa depan semua ada (berlangsung) secara serentak. Ini mengisyaratkan bawah dengan peralatan yang tepat mungkin di masa depan orang bisa menjangkau ke tingkatan realitas superholografik itu dan mengambil adegan-adegan dari masa lampau yang terlupakan.
Apakah ada lagi yang terkandung dalam superhologram itu merupakan pertanyaan terbuka. Bila diterima –dalam diskusi ini– bahwa superhologram itu merupakan matriks yang melahirkan segala sesuatu dalam alam semesta kita, setidak-tidaknya ia mengandung setiap partikel subatomik yang pernah ada dan akan ada — setiap konfigurasi materi dan energi yang mungkin, dari butiran salju sampai quasar, dari ikan paus biru sampai sinar gamma. Itu bisa dilihat sebagai gudang kosmik dari “segala yang ada”.
Sekalipun Bohm mengakui bahwa kita tidak mempunyai cara untuk mengetahui apa lagi yang tersembunyi di dalam superhologram itu, ia juga mengatakan bahwa kita tidak mempunyai alasan bahwa superhologram itu tidak mengandung apa-apa lagi. Atau, seperti dinyatakannya, mungkin tingkat realitas superholografik itu “sekadar satu tingkatan”, yang di luarnya terletak “perkembangan lebih lanjut yang tak terbatas.”
Bohm bukanlah satu-satunya peneliti yang menemukan bukti-bukti bahwa alam semesta ini merupakan hologram. Dengan bekerja secara independen di bidang penelitian otak, pakar neurofisiologi Karl Pribram dari Universitas Stanford, juga menerima sifat holografik dari realitas. Pribram tertarik kepada model holografik oleh teka-teki bagaimana dan di mana ingatan tersimpan di dalam otak. Selama puluhan tahun berbagai penelitian menunjukkan bahwa alih-alih tersimpan dalam suatu lokasi tertentu, ingatan tersebar di seluruh bagian otak.
Dalam serangkaian penelitian yang bersejarah pada tahun 1920-an, ilmuwan otak Karl Lashley menemukan bahwa tidak peduli bagian mana dari otak tikus yang diambilnya, ia tidak dapat menghilangkan ingatan untuk melakukan tugas-tugas rumit yang pernah dipelajari tikus itu sebelum dioperasi. Masalahnya ialah tidak seorang pun dapat menjelaskan mekanisme penyimpanan ingatan yang bersifat “semua di dalam setiap bagian” yang aneh ini.
Lalu pada tahun 1960-an Pribram membaca konsep holografi dan menyadari bahwa ia telah menemukan penjelasan yang telah lama dicari-cari oleh para ilmuwan otak. Pribram yakin bahwa ingatan terekam bukan di dalam neuron-neuron (sel-sel otak), melainkan di dalam pola-pola impuls saraf yang merambah seluruh otak, seperti pola-pola interferensi sinar laser yang merambah seluruh wilayah pelat film yang mengandung suatu gambar holografik. Dengan kata lain, Pribram yakin bahwa otak itu sendiri merupakan sebuah hologram. Teori Pribram juga menjelaskan bagaimana otak manusia dapat menyimpan begitu banyak ingatan dalam ruang yang begitu kecil. Pernah diperkirakan bahwa otak manusia mempunyai kapasitas mengingat sekitar 10 milyar bit informasi selama masa hidup manusia rata-rata (atau kira-kira sebanyak informasi yang terkandung dalam lima set Encyclopaedia Britannica).
Demikian pula telah ditemukan bahwa di samping sifat-sifatnya yang lain, hologram mempunyai kapasitas untuk menyimpan informasi — hanya dengan mengubah sudut kedua sinar laser itu jatuh pada permukaan pelat film, dimungkinkan untuk merekam banyak gambar berbeda pada permukaan yang sama.
Telah dibuktikan bahwa satu sentimeter kubik pelat film dapat menyimpan sebanyak 10 milyar bit informasi. Kemampuan mengagumkan dari manusia untuk mengambil informasi yang diperlukan dari gudang ingatan yang amat besar itu dapat lebih dipahami jika otak berfungsi menurut prinsip-prinsip holografik. Jika seorang teman minta Anda mengatakan apa yang terlintas dalam pikiran ketika ia menyebut “zebra”, Anda tidak perlu tertatih-tatih melakukan sorting dan mencari dalam suatu file alfabetis raksasa dalam otak untuk sampai kepada suatu jawaban. Alih-alih, berbagai asosiasi seperti “bergaris-garis”, “macam kuda”, dan “binatang dari Afrika” semua muncul di kepala Anda dengan seketika.
Sesungguhnya, salah satu hal paling mengherankan tentang proses berpikir manusia adalah bahwa setiap butir informasi tampaknya dengan seketika berkorelasi-silang dengan setiap butir informasi lain– ini merupakan sifat intrinsik dari hologram. Oleh karena setiap bagian dari hologram saling berhubungan secara tak terbatas satu sama lain, ini barangkali merupakan contoh terbaik dari alam tentang suatu sistem yang saling berkorelasi. Penyimpanan ingatan bukan satu-satunya teka-teki neurofisiologis yang lebih dapat dijelaskan dengan model otak holografik Pribram.
Teka-teki lain adalah bagaimana otak mampu menerjemahkan serbuan frekuensi-frekuensi yang iterimanya melalui pancaindra (frekuensi cahaya, frekuensi suara, dan sebagainya) menjadi dunia konkrit dari persepsi manusia. Merekam dan menguraikan kembali frekuensi adalah sifat terunggul dari sebuah hologram. Seperti hologram berfungsi sebagai semacam lensa, alat yang menerjemahkan frekuensi-frekuensi kabur yang tak berarti menjadi suatu gambar yang koheren, Pribram yakin bahwa otak juga merupakan sebuah lensa yang menggunakan prinsip-prinsip holografik untuk secara matematis mengubah frekuensi-frekuensi yang diterimanya melalui pancaindra menjadi persepsi di dalam batin kita. Sejumlah bukti yang mengesankan mengisyaratkan bahwa otak menggunakan prinsip-prinsip holografik untuk menjalankan fungsinya.
Sesungguhnya, teori Pribram makin diterima di kalangan pakar neurofisiologi. Peneliti Argentina-Italia, Hugo Zucarelli, baru-baru ini memperluas model holografik ke dalam fenomena akustik. Menghadapi teka-teki bahwa manusia dapat menetapkan sumber suara tanpa menggerakkan kepalanya, bahkan jika mereka hanya memiliki pendengaran pada satu telinga saja, Zucarelli menemukan prinsip-prinsip holografik dapat menjelaskan kemampuan ini. Zucarelli juga mengembangkan teknologi suara holofonik, suatu teknik perekaman yang mampu mereproduksi suasana akustik dengan realisme yang mengagumkan. Keyakinan Pribram bahwa otak kita secara matematis membangun realitas “keras” dengan mengandalkan diri pada masukan dari suatu domain frekuensi juga telah mendapat dikungan sejumlah eksperimen. Telah ditemukan bahwa masing-masing indra kita peka terhadap suatu bentangan frekuensi yang jauh lebih lebar daripada yang dianggap orang sebelum ini. Misalnya, para peneliti telah menemukan bahwa sistem penglihatan kita peka terhadap frekuensi suara, bahwa indra penciuman kita sebagian bergantung pada apa yang sekarang dinamakan “frekuensi osmik”, dan bahkan sel-sel tubuh kita peka terhadap suatu bentangan luas frekuensi.
Temuan-temuan seperti itu menandakan bahwa hanya di dalam domain kesadaran holografik saja frekuensi- frekuensi seperti itu dipilah-pilah dan dibagi-bagi menjadi persepsi konvensional. Tetapi aspek yang paling membingungkan dari model otak holografik Pribram adalah apa yang terjadi apabila model itu dipadukan dengan teori Bohm. Oleh karena, bila kekonkritan alam semesta ini hanyalah realitas sekunder dan bahwa apa yang ada “di luar sana” sesungguhnya hanyalah kekaburan frekuensi holografik, dan jika otak juga sebuah hologram dan hanya memilih beberapa saja dari frekuensi-frekuensi yang kabur dan secara matematis mengubahnya menjadi persepsi sensorik, apa jadinya dengan realitas yang obyektif?
Secara sederhana, realias obyektif itu tidak ada lagi. Seperti telah lama dinyatakan oleh agama-agama dari Timur, dunia materi ini adalah Maya, suatu ilusi, dan sekalipun kita mungkin berpikir bahwa kita ini makhluk fisikal yang bergerak di dalam dunia fisikal, ini juga suatu ilusi. Kita ini sebenarnya adalah “pesawat penerima” yang mengambang melalui suatu lautan frekuensi kaleidoskopik, dan apa yang kita ambil dari lautan ini dan terjemahkan menjadi realitas fisikal hanyalah satu channel saja dari sekian banyak yang diambil dari superhologram itu.
Gambaran realitas yang baru dan mengejutkan ini, yakni sintesis antara pandangan Bohm dan Pribram, dinamakan paradigma holografik, dan sekalipun banyak ilmuwan memandangnya secara skeptik, paradigma itu menggairahkan sementara ilmuwan lain. Suatu lingkungan kecil ilmuwan –yang jumlahnya makin bertambah– percaya bahwa paradigma itu merupakan model realitas yang paling akurat yang pernah dicapai sains.
Lebih dari itu, sementara kalangan percaya bahwa itu dapat memecahkan beberapa misteri yang selama ini belum dapat dijelaskan oleh sains, dan bahkan dapat menegakkan hal-hal paranormal sebagai bagian dari alam. Banyak peneliti, termasuk Bohm dan Pribram, mencatat bahwa banyak fenomena para-psikologis menjadi lebih dapat dipahami dalam kerangka paradigma holografik. Dalam suatu alam semesta yang di situ otak individu sesungguhnya adalah bagian yang tak terbagi dari hologram yang lebih besar dan segala sesuatu saling berhubungan secara tak terbatas, maka telepati mungkin tidak lebih dari sekadar mengakses tingkat holografik itu. Jelas itu jauh lebih mudah dapat memahami bagaimana informasi dapat berpindah dari batin individu A kepada batin individu B yang berjauhan, dan memahami sejumlah teka-teki yang belum terpecahkan dalam psikologi. Khususnya, Grof merasa bahwa paradigma holografik menawarkan model untuk memahami banyak fenomena membingungkan yang dialami orang dalam keadaan “kesadaran yang berubah” [altered states of consciousness].
Pada tahun 1950-an, ketika melakukan penelitian terhadap anggapan bahwa LSD adalah alat penyembuhan psikoterapi, Grof mempunyai seorang pasien wanita yang tiba-tiba merasa yakin bahwa dia mempunyai identitas seekor reptil betina prasejarah. Selama halusinasinya, dia tidak hanya menguraikan secara amat mendetail tentang bagaimana rasanya terperangkap dalam wujud seperti itu, melainkan juga mengatakan bahwa bagian anatomi binatang jantan adalah sepetak sisik berwarna pada sisi kepalanya.
Yang mengejutkan Grof ialah bahwa, sekalipun wanita itu sebelumnya tidak mempunyai pengetahuan tentang hal-hal itu, suatu percakapan dengan seorang ahli zoologi belakangan menguatkan bahwa pada beberapa spesies reptilia tertentu bagian-bagian berwarna dari kepala memainkan peran penting untuk membangkitkan birahi. Pengalaman wanita itu bukan sesuatu yang unik. Selama penelitiannya, Grof bertemu dengan pasien-pasien yang mengalami regresi dan mengenali dirinya sebagai salah satu spesies dalam deretan evolusi. Tambahan pula, ia mendapati bahwa pengalaman-pengalaman seperti itu sering kali mengandung informasi zoologis yang jarang diketahui yang belakangan ternyata akurat. Regresi ke dalam dunia binatang bukanlah satu-satunya fenomena psikologis yang menjadi teka-teki yang ditemukan Grof. Ia juga mempunyai pasien-pasien yang tampak dapat memasuki alam bawah sadar kolektif atau rasial. Orang-orang yang tidak terdidik tiba-tiba memberikan gambaran yang terperinci tentang praktek penguburan Zoroaster dan adegan-adegan dari mitologi Hindu. Jenis pengalaman yang lain adalah orang-orang yang memberikan uraian yang meyakinkan tentang perjalanan di luar tubuh, atau melihat sekilas masa depan yang akan terjadi, atau regresi ke dalam inkarnasi dalam salah satu kehidupan lampau.
Dalam riset-riset lebih lanjut, Grof menemukan bentangan fenomena yang sama muncul dalam sesi-sesi terapi yang tidak menggunakan obat-obatan [psikotropika]. Oleh karena unsur yang sama dalam pengalaman-pengalaman seperti itu tampaknya adalah diatasinya kesadaran individu yang biasanya dibatasi oleh ego dan/atau dibatasi oleh ruang dan waktu, Grof menyebut fenomena itu sebagai “pengalaman transpersonal”, dan pada akhir tahun 1960-an ia membantu mendirikan cabang psikologi yang disebut “psikologi transpersonal” yang sepenuhnya mengkaji pengalaman-pengalaman seperti itu.
Sekalipun perhimpunan yang didirikan oleh Grof, Perhimpunan Psikologi Transpersonal [Association of Transpersonal Psychology], menghimpun sekelompok profesional yang jumlahnya semakin bertambah, dan telah menjadi cabang psikologi yang terhormat [di kalangan sains], selama bertahun-tahun Grof maupun rekan-rekannya tidak dapat memberikan suatu mekanisme yang dapat menjelaskan berbagai fenomena psikologis aneh yang mereka saksikan. Tetapi semua itu berubah dengan lahirnya paradigma holografik.
Sebagaimana dicatat Grof baru-baru ini, jika batin memang bagian dari suatu kontinuum, suatu labirin yang berhubungan bukan hanya dengan setiap batin lain yang ada dan yang pernah ada, melainkan berhubungan pula dengan setiap atom, organisme, dan wilayah di dalam ruang dan waktu yang luas itu sendiri, maka fakta bahwa batin kadang-kadang bisa menjelajah ke dalam labirin itu dan mengalami hal-hal transpersonal tidak lagi tampak begitu aneh. Paradigma holografik juga mempunyai implikasi bagi sains-sains “keras” seperti biologi. Keith Floyd, seorang psikolog di Virginia Intermont College, mengatakan bahwa jika realitas yang konkrit tidak lebih dari sekadar ilusi holografik, maka tidak benar lagi pernyataan yang mengklaim bahwa otak menghasilkan kesadaran.
Alih-alih, justru kesadaranlah yang menciptakan perwujudan dari otak — termasuk juga tubuh dan segala sesuatu di sekitar kita yang kita tafsirkan sebagai fisikal. Pembalikan cara melihat struktur-struktur biologis seperti itu menyebabkan para peneliti mengatakan bahwa ilmu kedokteran dan pemahaman kita mengenai proses penyembuhan juga dapat mengalami transformasi berkat paradigma holografik ini. Jika struktur yang tampaknya fisikal dari badan ini tidak lain daripada proyeksi holografik dari kesadaran, maka jelas bahwa masing-masing dari kita jauh lebih bertanggung-jawab bagi kesehatan diri kita daripada yang dinyatakan oleh pengetahuan kedokteran masa kini.
Apa yang sekarang kita lihat sebagai penyembuhan penyakit yang bersifat “mukjizat” mungkin sesungguhnya disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam kesadaran yang pada gilirannya mempengaruhi perubahan-perubahan dalam hologram badan jasmani. Demikian pula, teknik-teknik penyembuhan baru yang kontroversial, seperti visualisasi, mungkin berhasil baik oleh karena dalam domain pikiran yang holografik gambar-gambar pada akhirnya sama nyatanya dengan “realitas”. Bahkan berbagai vision dan pengalaman yang menyangkut realitas yang “tidak biasa” dapat dijelaskan dengan paradigma holografik.
Dalam bukunya “Gifts of Unknown Things”, pakar biologi Lyall Watson menceritakan pertemuannya dengan seorang dukun perempuan Indonesia yang dengan melakuan semacam tarian ritual, mampu melenyapkan sekumpulan pepohonan. Watson mengisahkan, sementara ia dan seorang pengamat lain terus memandang perempuan itu dengan takjub, ia membuat pepohonan itu muncul kembali, lalu melenyapkannya dan memunculkannya lagi beberapa kali berturut – turut. Sekalipun pemahaman saintifik masa kini tidak mampu menjelaskan peristiwa-peristiwa seperti itu, berbagai pengalaman seperti ini menjadi lebih mungkin jika realitas “keras” tidak lebih dari sekadar proyeksi holografik.
Mungkin kita sepakat tentang apa yang “ada” atau “tidak ada” oleh karena apa yang disebut “realitas konsensus” itu dirumuskan dan disahkan di tingkat bawah sadar manusia, yang di situ semua batin saling berhubungan tanpa terbatas. Jika ini benar, maka ini adalah implikasi paling dalam dari paradigma holografik, oleh karena hal itu berarti bahwa pengalaman-pengalaman sebagaimana dialami oleh Watson adalah tidak lazim hanya oleh karena kita tidak memprogram batin kita dengan kepercayaan-kepercayaan yang membuatnya lazim.
Di dalam alam semesta yang holografik, tidak ada batas bagaimana kita dapat mengubah bahan-bahan realitas. Yang kita lihat sebagai ‘realitas’ hanyalah sebuah kanvas yang menunggu kita gambari dengan gambar apa pun yang kita inginkan. Segala sesuatu adalah mungkin, mulai dari membengkokkan sendok dengan kekuatan batin sampai peristiwa-peristiwa fantastik yang dialami oleh Castaneda selama pertemuannya dengan dukun Indian. Jadi sebenarnya bahkan sihirpun tidak lebih dan tidak kurang adikodratinya daripada kemampuan kita menghasilkan realitas yang kita inginkan ketika kita bermimpi.
Sesungguhnya, bahkan paham-paham kita yang paling mendasar tentang realitas patut dipertanyakan, oleh karena di dalam alam semesta holografik, sebagaimana ditunjukkan oleh Pibram, bahkan perisitiwa yang terjadi secara acak [random] harus dilihat sebagai berdasarkan prinsip holografik dan oleh karena itu bersifat determined. ‘Sinkronisitas’ atau peristiwa-peristiwa kebetulan yang bermanfaat, tiba-tiba masuk akal, dan segala sesuatu dalam realitas harus dilihat sebagai metafora, oleh karena bahkan peristiwa yang paling kacau mengungkapkan suatu simetri tertentu yang mendasarinya.
Apakah paradigma holografik Bohm dan Pribram akan diterima oleh sains atau tenggelam begitu saja masih akan kita lihat, tetapi pada saat ini agaknya dapat dikatakan bahwa paradigma itu telah berpengaruh terhadap pemikiran sejumlah ilmuwan. Dan bahkan jika kelak terbukti bahwa model holografik tidak memberikan penjelasan terbaik bagi komunikasi seketika yang tampaknya berlangsung bolak-balik di antara partikel-partikel subatomik, setidak-tidaknya, sebagaimana dinyatakan oleh Basil Hiley, seorang pakar fisika di Birbeck College di London, temuan Aspect “menunjukkan bahwa kita harus siap mempertimbangkan paham-paham baru yang radikal mengenai realitas.”

Note : Bagi penggemar Harun Yahya, ada artikel yang sangat erat hubungannya dengan tulisan diatas, silahkan ikuti link ini : http://www.harunyahya.com/indo/artikel/077.htm

The Art of Allowing: Seni Membuka Pintu Kemungkinan


Ini adalah artikel mengenai The Art of Allowing: Seni Membuka Pintu Kemungkinan untuk hadirnya rejeki dari berbagai pintu di kehidupan Anda.
Apakah uang seratus juta cukup besar bagi Anda?
Jawabannya “Tergantung…”
Untuk menunjukkan bahwa nilai suatu uang adalah relatif, atau tergantung, mari kita lihat ilustrasi ini. Semisal Anda diberi uang satu juta rupiah, rasanya uang sejuta itu besar apa kecil?
Kebanyakan mengatakan kecil. Namun jika Anda kehilangan uang satu juta rupiah…, rasanya besar apa kecil? Hmmm, biasanya mengatakan besar…Nah, sekarang bagaimana rasanya, tiba-tiba ada orang tanpa alasan yang jelas memberikan uang Rp 100 juta kepada Anda.
Bagaimana….., rasanya besar apa kecil? Uang ini gratis kita dapatkan, halal lagi…
Hmm, pasti rasanya besar khan? Atau rasanya seperti biasa-biasa saja saja tuh?
Stop, sekarang…, yang terlebih penting, bagaimana perasaan Anda saat menanggapi kalimat ini ? : “Tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, seseorang memberikan begitu saja uang halal kepadaku sebesar Rp 100 juta.”
Apakah Anda merasa itu mungkin terjadi atau tidak mungkin?
Jika mungkin terjadi, rasanya mudah atau sulit?
Kemungkinannya…., kapan itu bisa terjadi?
Hmmmm… Bisakah Anda meyakini sepenuh perasaan Anda, bahwa hal itu mungkin terjadi dalam kehidupan Anda…?
Ada suatu istilah, jika suatu kejadian di dunia itu bersifat “mungkin terjadi” kepada kita, maka diri kitalah yang seringkali membuatnya menjadi tidak mungkin dengan cara membutakan mata, menulikan telinga, menumpulkan rasa dan menafikkan dalam pikiran kita bahwa hal itu bisa terjadi.
Akibatnya? Peluang itu menjadi raib bak ‘gajah di pelupuk mata tak nampak…’
Allowing adalah salah satu teknik dalam Law Of Attraction (LOA), secara sederhana dapatlah diartikan sebagai proses memberikan ijin, memperkenankan, merelakan terjadinya sesuatu.

Siapa tahu lho, benar-benar kejadian… Mari kita membuka diri (allowing), terhadap segala kemungkinan baik yang terjadi pada diri kita. Tidak ada salahnya kok, membuka kemungkinan pintu keyakinan di bawah sadar Anda bahwa apapun mungkin terjadi… Nggak ada janji bahwa Anda akan dapat uang dengan cara ini, ini adalah soal mekanisme membuka kemumungkinan saja kok.
THE ART OF ALLOWING SEBAGAI MEMBUKA BERBAGAI PINTU  REJEKI
Jika kita diajak main tebak-tebakan, dari mana saja datangnya pintu rejeki? Rasanya cukup jelas, bahwa tidak semua dari kita akan menjawab secara sama.
Jawaban masing-masing akan dipengaruhi minimal oleh 2 hal: pertama dari pemahaman / pengertian kita akan arti kata rejeki, dan kedua dari keyakinan kita akan sumber / pintu rejeki.
1. Pengertian Rejeki
Secara pribadi, saya menganggap semua karunia Sang Pencipta sebagai “rejeki”. Semisal, mendapatkan kesehatan saya lihat sebagai karunia atau rejeki dari Sang Pencipta. Keselamatan juga saya lihat sebagai rejeki, oksigen yang melimpah dan gratis di bumi, air bersih yang tersedia di mana-mana, buah yang tumbuh di sekitar halaman, sayur yang tinggal dipetik, memiliki keturunan anak, . Bagi saya, itu semua adalah rejeki.
Hmm, mungkin saja cara saya memahami rejeki agak berbeda dengan orang lain, namun saya senang meyakini dengan cara demikian. Sebab melalui cara itu, ini semakin memupuk keyakinan saya bahwa Alloh SWT melimpahkan begitu banyaknya rejeki pada kita setiap hari, setiap waktu, setiap tempat.
Meyakini bahwa rejeki ada dimana-mana, rejeki muncul dalam berbagai bentuk akan membuat saya merasa berkelimpahan, membuat saya merasa lebih mudah bersyukur, merasakan bahwa Alloh SWT begitu murah hati dan  memberikan begitu buanyak rejeki. Serta membuat kita jauh dari rasa ingkar / mendustakan suatu kenikmatan dariNya.
2. Pintu Rejeki 
Rejeki juga muncul dalam berbagai bentuk / dari berbagai pintu / arah : misalkan saya selalu menganggap peristiwa semacam ini adalah rejeki yang pantas disyukuri :
·         ditolong teman
·         ditraktir makan
·         dioleh-olehin
·         dikirimin kue dari tetangga
·         diberikan tempat parkir yang baik oleh satpam
·         diberi jalur ketika hendak memotong jalan
·         digratisin produk sisipan saat belanja
·         dapat tester di supermarket
·         dikirim majalah gratis
·         dapat diskon saat membayar belanjaan
·         diberi buku / CD / kaset
·         dapat hadiah Ultah
·         ditolong orang di jalan
·         dan lain-lain.
Nah,  dari dua hal di atas, mudah kita simpulkan bahwa rejeki itu buanyak sekali macamnya, dan begitu sering datangnya. Secara sederhana, saya lantas melihat rejeki seperti memiliki suatu spektrum (range).
Dari berbagai jenis rejeki, cara memperolehnya bermacam-macam, yakni :
 <———————-|————————|————————–|————————|——————–>
   Tak terduga | Usaha Mudah | Usaha Sedang | Usaha Keras | Bersusah Payah
Secara gampang jika kita anggap saja sesuai spektrum diatas, maka ada  5 jenis rejeki dari caranya rejeki itu datang. (BTW, kita boleh saja membagi menjadi 3 jenis, 4 jenis, 5 jenis, dst. Ini hanya cara mengorganisir pikiran saja).
Di sini, saya hanya akan mengulas dua macam rejeki saja : rejeki tidak terduga, dan rejeki mudah.
Rejeki tidak terduga : 
Rejeki ini sering sekali tidak dirasakan sebagai rejeki, rejeki ini datang (hampir-hampir) tanpa usaha. Semua dari kita pernah ditraktir teman, diberi makanan, diberi uang, dikasih minum tanpa minta, dapat diskon belanja, mendapat undian berhadiah, door prize, sayembara, lucky draw, mampir di rumah teman / saudara dan disuguhi makan minum…, bonus kantor tak terduga, diajak keluar negeri, nemu uang di jalan, dan berbagai bentuk lain seperti yang ada di nomer 2 di atas.
Saya punya teman yang suka nabung dalam dollar. Nah, pas krismon 10 tahun yang lalu, ia jadi milyarder. Karena dollar yang dia beli dengan harga  3000-an tiba-tiba berubah nilai menjadi 5 kali lipat! Di mata saya ini namanya rejeki nomplok…, karena saat ia mebeli dollar, tidak ada sebersit pikiran akan terjadi demiian, ia nabung dollar karena ingin suatu hari dapat ke luar negeri…
Anak pertama saya yang namanya Cynthia, kadang suka minta dibelikan Green Tea botolan merek tertentu. Dia sudah 3 kali mendapat hadiah 1 botol gratis. Saya sendiri juga sudah 2 kali memperolehnya.  Sekalipun cuma kejadian 2 atau 3 kali, dan nilainya cuma sekitar Rp 4000,- perbotol, namun kami meyakini sebagai rejeki tak terduga yang perlu disyukuri, dan kami mengakui /meyakini/menerima/allowing itu sebagai rejeki, bukan kebetulan saja.
Pernahkah Anda mendapatkan juga salah satu atau lebih dari hal-hal di atas?
Rejeki mudah :
Rejeki yang Anda  hanya mengeluarkan usaha yang amat minimal. Rejeki mudah ini juga termasuk apabila seseorang dalam mendapatkannya dahulu diawalnya dimulai dari susah, saat masih belajar / masih belum terkenal. Namun setelah terkenal dan sukses maka hanya pelu usaha minimal sekali sudah mendapatkan rejeki besar.
Saya mengenal seorang pelawak yang 45 menit melawak dan mendapatkan rejeki 35 juta rupiah. Ada juga seorang trainer, penyanyi, artis yang memiliki fee yang sama seperti itu dalam bilangan waktu sejam.
Saya juga mengenal ada perusahaan konsultan pelatihan yang sebagian besar (hampir semua) proyeknya datang sendiri, karena rekomendasi dari customer yang puas. Saya mengenal para trainernya paling hobby membagi ilmunya gratis ke mana-mana, dan kemudian rejekinya datang dari mana-mana. Perusahaan ini nyaris tidak pernah mengirimkan proposal ke perusahaan. Ada saja rejeki yang nyamperin…
Masya Alloh,
Mungkin ini yang disebut-sebut sebagai : Jika engkau memberi dengan ikhlas, maka balasan akan datang dari sumber tidak terduga…
Nah,
Saya begitu banyak mengenal orang-orang yang meyakini bahwa kedua rejeki di atas adalah mustahil atau sulitnya bukan main, atau hanya terjadi pada orang-orang yang beruntung saja. Mereka ini lebih percaya bahwa rejeki ya datangnya “hanya dan harus” dari suatu usaha keras, bahkan terutama dari usaha yang harus amat keras…  Anehnya, saya melihat, memang mereka ini sepertinya hanya mendapatkan rejeki  jika mereka sudah bekerja amat keras.
Di sisi lain, saya mengenal orang-orang yang dermawan, orang-orang yang selalu berderma dengan senang hati, membagi-bagi segala sesuatu dengan senang hati, kok dalam hidupnya bertebaran rejeki yang datang dengan cara tak terduga dan rejeki yang bentuknya mudah. Ada apa yang membedakan di sini ya?
Rupanya mereka percaya bahwa jauh lebih baik “membuka diri dari segaa jenis arah / pintu datangnya rejeki”. Rejeki itu  dapat datang dengan cara apapun , mudah ataupun sulit.
Namun jika kita hanya percaya bahwa rejeki itu datangnya dari pintu kerja keras, maka rejeki “tak terduga dan rejeki mudah” seolah akan tertutup dari kita.
Nah, bagaimana cara  melatih agar kita senantiasa membuka pintu rejeki kita, terutama pintu rejeki yang datangnya dari tempat tak terduga dan rejeki mudah?
1.    Mensyukuri semua kebaikan, keberuntungan yang berbentuk apapun sebagai suatu “rejeki” dari Sang Pencipta. Bersyukurlah sebagai bentuk rasa, bukan bentuk pikiran. Merasa bersyukur tidak sama dengan berpikir bersyukur. Michael Losier mengajarkan menulis jurnal syukur untuk melatih kita merayakan rasa asyukur….
2.    Jika mendapat rejeki tak terduga / rejeki mudah, bayarlah zakat atau shodaqohnya lebih besar dari rejeki biasa yang 2.5%. Saya mendapatkan wejangan ini dari Seorang Ustad. Rejeki tak terduga dan mudah dapat dikategorikan sifatnya mirip seperti harta karun. Perbanyaklah dalam membayarkan zakat dan shodaqohnya.
3.    Berlatih allowing, dengan berbagai cara. Tujuannya memberikan pikiran dan perasaan kita suatu keyakinan bahwa : rejeki besar dan tak terduga dan halal, dapat saja datang kepada kita secara tak terduga-duga. Inilah yang kita latih dengan cara melakukan seperti yang saya tuliskan di atas…
Well…
Mempraktekkan latihan allowing ini bukanlah janji bahwa itu akan terbukti, ini adalah latihan bagi diri kita untuk membiasakan diri untuk percaya bahwa rejeki dapat saja datang pada siapapun termasuk kita dengan cara yang paling mudah dan bahkan tanpa usaha.
Latihan ini tidak dimaksudkan bagi kita untuk lantas melupakan proses usaha, bekerja, berkarya, dan seterusnya. Namun, di samping kita sudah berusaha, bekerja, berkarya, tetaplah “dibuka pintu” kemungkinan akan datangnya rejeki besar yang datangnya tidak terduga. Selamat berlatih, dan menuliskan di  kolom tangapan di bawah ini..
Note :

Alangkah baiknya jika tidak memperlakukan artikel LOA ini  secara sepotong-sepotong saja. Silahkan dinikmati pula artikel lain di blog ini yang berbicara menganai do’a, syukur, kelimpahan, bahagia, dll. Hal-hal semacam itu tersebar di berbagai artikel di sini.

LOA dalam Perspektif Neuro Linguistik Programming (NLP)


Mari kita bahas LoA dalam Perspektif NLP / Neuro Linguistik Programming (NLP), dengan dimulai berangkat dari suatu presuposisi (asumsi NLP). Presuposisi itu adalah : “Jika ada orang lain atau diri kita sendiri bisa melakukan suatu hal, maka hal itu seharusnya bisa dimodel untuk direplikasi”.
Jika kita pernah mengalami persitiwa yang kita anggap kebetulan, seperti sedang melamunkan sesuatu, eh kok terjadi. Sedang membayangkan seseorang, eh dia menelepon. Sedang menginginkan sesuatu, eh ada teman yang nawarin. Fenomena seperti itu begitu sering terjadi dan dinafikkan oleh sebagian besar manusia sebagai suatu yang bukan kebetulan. Dalam istilah LoA disebut sebagai Indeliberate Intention. Nah pertanyaannya adalah, bagaimana caranya itu direplikasi, dijadikan deliberate intention?
Bagaimana caranya jika kita sedang menginginkan sesuatu, supaya sesuatu itu bisa “di-attract” dengan sengaja. Jika kita merindukan seseorang, maka orang itu bisa “di-attract” untuk menelepon kita dan seterusnya. Inilah semangat NLP. Kata sepupu ABG saya, ihhhh NLP bangets!
Nah, salah satu trainer LoA yang terkenal dimana saya belajar adalah Michael Losier . Ia adalah trainer LoA yang menggunakan NLP. Klop! Jadi apa hubungan NLP dan LoA? NLP sebagai ilmu modelling, membantu kita mempelajari LoA agar bisa dimodel sehingga cocok dan works untuk kita. Asyik deh…
Pertanyaan terakhir :

Jika sukses bisa dicapai melalui dua cara, cara mudah dan cara sulit…, Anda memilih yang mana?

The Secret Bukan LOA


Setelah lama saya  pelajari, maka saya simpulkan bahwa The Secret Bukan LOA.
Perubahan pemahaman yang penting ini terutama terjadi sejak ikut pelatihan Michael Losier di tahun 2005 di Vancouver Canada.
Berdasarkan pemahaman baru itu, maka dalam melakukan LOA, langkah nomer satu bukan “Meminta”, namun “Menentukan apa keinginan kita”.
Langkah kedua : “Menguatkan Vibrasi”, dan Langkah ketiga “Allowing”.
Nah di sini saya lebih “peace of mind”, karena ternyata kita tidak perlu “Meminta”. Yang kita perlukan adalah MEMBULATKAN TEKAD PADA APA YANG KITA INGINKAN.
Dalam The Secret langkah ke 1 adalah “Meminta”, akhirnya terjadi kekusutan logika, “Meminta pada siapa?”. Pada alam semesta? Yang bener saja….!
Di sinilah diskusi dan keyakinan menjadi blunder saat kemudian disebut2 sebagai meminta pada alam semesta, dll…
Bukankah kita hanya meminta oada Tuhan YME saja…?
Nah, jika mengunakan pendekatan Michael Losier, sederhana sekali, Non mistis….
Bayangkan contoh ini, kita setiap hari saaat berjalan tidak perlu minta kepada siapa-siapa untuk membuat Law Of Gravity (Gaya Gravitasi) bekerja pada kita, karena ia sudah bekerja terus (atas Kehendak Alloh SWT)
Nah, demikian pula dengan LOA (Law Of Attraction), ia bekerja terus (tentunya semua yang terjadi secara konstan di dunia ini adalah atas kehendakNYA).
Naaaaaah…. tinggal kita melakukan alignment secara mental dan emosi agar keinginan kita bisa ditarik dengan menggunakan kekuatan tarik menarik dari LOA yang sudah eksis ini.

LoA bukan Meminta Ke Alam Semesta, Tapi Menyelaraskan Diri

Banyak yang masih salah kaprah dan bingung tentang LOA. Satu hal yang perlu diingat adalah LoA bukan Meminta Ke Alam Semesta, Tapi Menyelaraskan Diri

Alam semesta dan seisinya ini adalah ciptaan Alloh SWT. Saya meyakini kebesaranNya Yang Maha Pencipta, menciptakan segala sesuatu dengan sempurna beserta mekanisme prosesnya. Namun kita tidak pada tempatnya untuk meminta pada alam semesta.

Saat sakit kita minta tolong berobat pada dokter, saat rumah gelap, kita minta tolong pada mekanisme listrik untuk membuat menjadi terang, saat mobil rusak kita meminta tolong kepada montir yang kita percaya untuk memperbaiki. Demikian seterusnya tanpa henti…

Saat saya minta tolong pada dokter, tidak berarti saya menyekutukan Tuhan. Kesembuhan berasal dari Tuhan, dan Tuhan sudah menciptakan mekanismenya di dunia ini. Dokter membantu kita melalui pengetahuannya untuk mendekatkan diri kita pada mekanisme penyembuhan yang selaras dengan Sunnatulloh. Jelas sekali esensinya adalah “Tiada Daya dan Upaya (kekuatan) selain milik Alloh SWT”. Kita mengapresiasi alam semesta sebagai suatu konstelasi entity yang memiliki mekanisme ciptaan Alloh yang siap dimanfaatkan kekuatannya.

Yang menjadi keliru adalah saat banyak orang ingin mendapat pertolongan Tuhan, namun ia minta tolong melalui medium: keris, dukun, paranormal, itulah musyrik. Demikian pula, minta tolong pada alam semesta.

Salah paham mengenai LOA ini ironisnya justru muncul dari film The Secret yang sekaligus mengangkat kata LOA ke permukaan. The Secret mengajarkan untuk “meminta” pada alam smesta. Padahal hakekat LOA sama sekali bukan meminta, namun menyelaraskan diri dengan pola kerja lama semesta ciptaan Alloh SWT.

LOA bukanlah meminta kepada alam semesta, namun kita berusaha tahu bagaimana cara alam semesta ini bekerja, kemudian kita menyelaraskan diri, pada getaran frekuensi pikir dan emosi, agar dapat memanfaatkannya.

22 Rahasia mengaktifkan Law of Attraction (Hukum Ketertarikan)

Anda mungkin tidak menyadarinya, tetapi desakan yang sangat kuat sedang bekerja dalam diri Anda. Itulah yang disebut dengan Hukum Ketertarikan dan sekarang sedang menarik orang-orang, pekerjaan, dan hubungan ke dalam kehidupan Anda. Namun, tidak semuanya berpengaruh baik terhadap diri Anda! Jika kehidupan Anda terasa seolah-olah berbelok arah dan berubah menjadi semacam opera sabun yang buruk.

Anda dapat memanfaatkan Hukum Ketertarikan untuk membuat beberapa perubahan dalam hidup Anda atau melakukan perbaikan sepenuhnya. Anda dapat membuat hidup seolah-olah mengikuti kehendak yang anda inginkan, berikut 22 Rahasia mengaktifkan Law of Attraction:

1, Apa yang kita inginkan dan tidak kita inginkan – akan diwujudkan, jadi sebaiknya kita fokus pada apa yang kita inginkan.

2. Karena tidak ada batas atas apa yang dapat kita wujudkan, kita tidak perlu perlu membatasi diri karena kondisi kita sekarang. Kita bisa menjadi sukses seperti orang lain. Carilah tokoh panutan Anda untuk sukses.

3. Cintailah diri Anda sendiri dulu, baru Anda bisa mewujudkan/menarik semua keinginan Anda.

4. Selalu lihat bahwa setiap orang baik adanya. Berhentilah mencari kesalahan orang. Lihat potensi setiap orang, potensi setiap situasi, potensi diri sendiri.

5.  Masa ini adalah perwujudan pikiran kita masa lalu, masa depan adalah perwujudan pikiran kita masa kini. Tanyakan pada diri sendiri apa yang mau dicapai dalam 1, 2, 3, 5 tahun lagi, visualisasikan, maka pikiran akan mencari jalan untuk mewujudkannya

6. Jalankan praktek The Secret dengan gembira! Nikmatilah! Andalah pencipta hidup Anda!

7. Buatlah catatan tentang hal-hal yang Anda inginkan, reviewlah beberapa hari sekali, tambahkan keinginan Anda bilamana ada, dalam kebahagian dan kegembiraan.

8. Jangan melihat suatu peristiwa dalam kontek kondisi terburuk, tapi apa yang bisa dicapai dan hikmah apa yang bisa dipetik dari suatu kejadian.

9. Apabila teman Anda sukses, rasakan dan rayakan sukses seolah-olah itu sukses Anda yang akan datang. Setiap kali menghadiri acara perayaan sukses siapapun, jangan cuma berpikir orang tersebut beruntung, tapi yang beruntung adalah Anda, karena bisa turut merasakannya sekarang, dan mewujudkannya nanti.

10. Hadirilah pameran perumahan, pameran mobil, pameran teknologi, berbahagialah karena Anda diberi kesempatan untuk mencobanya dan bervisualisasi.

11. Orang kaya semakin kaya, orang miskin semakin miskin, orang yang sedang-sedang saja juga akan terus hidup seperti itu bilamana tidak merubah cara pandangannya. Bila kekayaan yang Anda inginkan, pakailah pola pemikiran orang kaya. Gunakan visualisasi ‘The Secret to Riches’ sebagai penguat keinginan Anda.

12. Bahwa ada keinginan Anda yang belum terwujud, bukan karena tidak dikabulkan, tapi karena Anda belum siap menerimanya, kita belum satu frekuensi dengan keinginan kita. Ada tindakan yang harus kita lakukan agar suatu keingingan cepat terwujud.

13. Bila kita sudah mempunyai tujuan yang akan dicapai, ide-ide akan datang sendiri di saat yang tidak kita sangka, biasanya saat-saat santai, untuk itu sebaiknya kita punya catatan kecil ide-ide. Bahwa Jack Canfield menemukan ide buku ‘Chicken Soup for the Soul’ di saat mandi, adalah sama seperti saat Newton menemukan Hukum Gravitasi saat duduk di bawah pohon apel, Einstein memikirkan Teori Relativitas saat sedang beristirahat karena demam, Archimedes berteriak Eureka menemukan ide saat sedang mandi juga.

14. Dalam menjalankan Hukum Ketertarikan, kita dipandu oleh perasaan kita. Cetaklah tabel Sistem Panduan Perasaan, tempel dan pastikan bahwa perasaan kita senantiasa menuju level positif.

15. Buatlah papan visi, tempelkan semua keinginan Anda, baik itu rumah, mobil, kekayaan, di tempat yang selalu terlihat setiap harinya. Hal ini akan membantu Anda melepaskan sinyal yang terus menerus untuk mewujudkannya.

16. Jika kita tidak bisa atau sering lupa bersyukur, ambil sebuah batu, masukkan ke saku. Setiap kali menyentuh batu itu, ingatlah untuk bersyukur, berterimakasih atas apa yang sudah ada.

17. Berliburlah, jangan bebani hidup Anda dengan pekerjaan terus menerus, karena ide-ide cemerlang baru akan muncul saat-saat santai. Berwisatalah, carilah cara pandang baru.

18. Bangun tidur, mulailah hari baru Anda dengan kebahagiaan, bilamana perlu, downloadlah ‘The Secret to You’ ke handphone atau burn ke CD, visualisasikan setiap hari untuk hari yang indah dan Anda akan bisa mencapai segalanya.

19. Alam semesta menyukai kecepatan, kalau diberi kesempatan, jangan ragu-ragu, jangan ditunda, segeralah bertindak, maka keinginan Anda akan semakin cepat terwujud.

20. Apa gunanya menonton berita kriminalitas dan membaca berita kriminalitas, sori saja, tidak ada gunanya, Anda bahkan tidak mendapat apa-apa ketika menbawa berita ini kepada teman-teman Anda. Semakin banyak kriminal yang dibaca, semakin banyak beritanya, semakin banyak kejadiannya. Kriminalitas menarik kriminalitas. Untuk menjaga pikiran positif Anda, tidak perlu membaca berita atau menonton berita kriminalitas, lebih baik mengisi waktu Anda dengan bacaan/tontonan pengembangan diri.

21. Bila Anda tidak suka kejahatan, promosikanlah kebaikan! Bila Anda tidak suka kemiskinan, carilah kekayaan, selalu ambil tindakan ke arah yang positif atas semua keadaan di dunia.

22. Bila Anda ingin cepat belajar The Secret, tontonlah The Secret dengan teman atau kerabat atau rekan Anda. Anda tidak akan menyadari bahwa begitu banyak ide dari setiap orang yang dikenalkan dengan The Secret dapat membantu hidup Anda menjadi lebih bahagia dan sukses. Anda akan sangat bersyukur bilamana banyak orang yang bisa Anda bantu mencapai kehidupan yang diinginkan!

Love is the Only Way

The law of attraction cannot change anything in your life that you hate, because hate prevents the change from coming. Since the law is giving us exactly what we are putting out, when you hate something the law must continue to give you more of what you hate. You will not be able to move away from it. Love is the only way. If you focus completely on the things you love, then you are on your way to a beautiful life.

Terjemahan bebasnya adalah:

Law of Attraction tidak dapat mengubah yang anda benci, karena benci menghalangi perubahan untuk datang menghampiri kita. Karena Law of Attraction benar-benar memberikan apa yang kita pikirkan, makin anda pikirkan kebencian, maka kebencian akan semakin bertambah. Anda tidak bisa keluar dari kebencian tersebut. Love/ cinta/ kasih sayang lah jalan keluarnya. Hanya FOKUS lah kepada apa yang anda KASIHI/ CINTAI/ SAYANGI, dan anda pun akan menjalani kehidupan yang bahagia…